Uji Toksisitas Akut pada Tempe Koro Kratok dengan Penambahan Kunyit terhadap Parameter Hepar Mencit

Uji Toksisitas Akut Tempe Koro Kratok Kunyit

Authors

  • Istiqomah Hariyanto
    istihariyanto@gmail.com
    Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa
  • Trias Maharani Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa
  • Eka Fitri Yanti Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa
June 10, 2025

Downloads

Koro kratok adalah kacang lokal di wilayah Jawa Timur yang memiliki keunggulan dikembangkan sebagai olahan sebagai olahan pangan tempe karena tinggi protein dan protein lemak. Tempe sudah dikenal sebagai pangan harian dalam perbaikan sindrom metabolik. Penambahan kunyit bubuk dalam tempe koro kratok diharapkan mampu meningkatkan nilai fungsionalnya. Jenis olahan tempe yang beracun telah ditemukan seperti tempe bongkrek dari ampas kelapa. Sementara itu asam sianida pada koro kratok perlu diteliti keamanannya saat menjadi tempe. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keamanan tempe koro kratok kunyit pada uji toksisitas akut dengan paramater hepar mencit menggunakan metode toksisitas fixed dose. Koro kratok ditambahkan bubuk kunyit di fermentasi selama 24 jam an-aerob dan 4 jam aerob. Sampel tempe koro kratok dilarutkan dalam aquades hingga homogen, kemudian dilanjutkan uji pendahuluan dan uji utama toksisitas akut. Dosis tempe koro kratok kunyit 300 mg/kg BB dilakukan pada uji pendahuluan. Setelah 24 jam hasil menunjukkan tidak terdapat gejala toksik, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 2000 mg/kg BB. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Pada hari ke-15, mencit dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Berat badan mengalami perbedaan signifikan hari ke-14 dosis 2000 mg/kg. Berat organ absolut dan relatif juga tidak ada perubahan makroskopis. Hasil SGOT dan SGPT dalam batas normal serta menunjukkan perbaikan signifikan terhadap kontrol mencit. Secara keseluruhan tempe koro kratok dengan penambahan kunyit bubuk LD50 >2000-5000 mg/kg tidak menyebabkan toksisitas.